Liga Sepak Bola Inggris (EFL) mengonfirmasi di situs resminya pada Jumat (25/4/2025) sore waktu Asia bahwa pihaknya telah menerima surat jaminan dari pengusaha tidak jujur asal Tiongkok, Dai Yongge dan Dai Xiuli, bahwa mereka akan menjual kepemilikannya atas klub Liga Satu Inggris, Reading.

Menurut pernyataan resmi EFL, saudara kandung Dai menulis dalam surat jaminan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan calon pembeli terkait penjualan saham klub dan semua aset, termasuk kepemilikan stadion Reading , tempat latihan, dan fasilitas lainnya. Untuk mencegah pengambilalihan tersebut diberitakan secara berlebihan oleh media, pihak berwenang memilih untuk tidak mengungkapkan identitas dan informasi apa pun tentang calon pembeli dan jumlah transaksi.

Karena besarnya jumlah transaksi yang terlibat dalam pengambilalihan ini, dan mempertimbangkan sensitivitas dan kompleksitas Dai Yongge dan Dai Xiuli yang masuk dalam daftar hitam pengusaha tidak jujur pemerintah Tiongkok, EFL setuju untuk menunda perintah bagi mereka untuk menjual kepemilikan klub hingga 5 Mei.

Pihak berwenang meyakini bahwa saudara kandung Dai telah diberi cukup waktu dan kesempatan untuk menjual kepemilikan klub selama bertahun-tahun, jadi memperpanjang batas waktu dua minggu lagi adalah batasnya.

Namun, karena ini bukan pertama kalinya Dai Yongge dan Dai Xiuli mengumumkan bahwa mereka telah menyerahkan "surat jaminan" kepada EFL bahwa mereka akan menjual kepemilikan Reading, sebagian besar penggemar Inggris tidak puas dengan pernyataan ini.

Saat ini beredar luas spekulasi bahwa calon pembeli baru saham Reading adalah Rob Couhig , mantan pemilik Wycombe Wanderers dan seorang pengacara Amerika ternama, tetapi rumor ini belum terkonfirmasi sejauh ini.

Couhig mengakuisisi 90% saham Wycombe Wanderers pada tahun 2020, tetapi memilih untuk menjual semua saham tersebut kepada pengusaha Georgia Mikheil Lomtadze empat tahun kemudian.

Rabu lalu (16 April 2025), EFL mengeluarkan pernyataan resmi yang memerintahkan Dai Yongge dan Dai Xiuli, pengusaha Tiongkok tidak jujur yang telah lama berutang kepada banyak bank tetapi enggan membayarnya, untuk menjual kepemilikan mereka di Reading dalam waktu satu minggu (22 April).

Saat itu, EFL mengatakan dalam pernyataan resminya bahwa pihak berwenang telah mencapai batas toleransi mereka terhadap saudara kandung Dai. Keduanya telah merampas berbagai aset klub, berulang kali menunggak gaji kepada staf, menahan tunjangan yang seharusnya diterima staf, berulang kali menunggak pajak, dan melanggar Aturan Laba dan Keberlanjutan (PSR) , tetapi mereka tetap acuh tak acuh dan pihak berwenang akhirnya menjadi sangat lelah dengan kejenakaan mereka.

Pada saat yang sama, keduanya telah berjanji untuk menjual kepemilikan mereka berkali-kali, tetapi berulang kali menolak hampir setiap tawaran pembeli potensial dengan mengatakan bahwa tawaran tersebut tidak menutupi investasi yang telah mereka buat atau menutup mata terhadap tawaran tersebut, yang cukup untuk menunjukkan bahwa saudara kandung Dai, Yongge dan Xiuli, dan keluarga mereka, telah terkuras asetnya dan telah melakukan tindakan yang dapat merupakan penghancuran yang disengaja terhadap suatu klub.

Atas permintaan dari His Majesty's Revenue and Customs (HMRC) , Dai Yongge, Dai Xiu Li dan CEO Reading asal Tiongkok, Pang Dayong telah didaftarkan sebagai "tidak memenuhi syarat" oleh EFL dalam "Tes Kelayakan dan Kepatutan Direktur dan Pemegang Saham".

Kecuali ada penundaan sementara karena masalah prosedural, jika keduanya gagal menjual kepemilikan klub sebelum tanggal di atas, klub EFL League One akan dicabut semua lisensi klub profesionalnya oleh EFL dan akan dikeluarkan dari sistem liga sepak bola Inggris terlepas dari kedudukan akhir musim ini.