Mauricio Pochettino, pelatih kepala Tim Nasional Amerika Serikat, baru-baru ini membela dengan tegas tingkat persaingan Major League Soccer (MLS), sembari mengakui bahwa sepak bola Amerika masih menghadapi tantangan tertentu dalam pengembangan pemain. Ia tidak hanya menegaskan dampak positif bergabungnya Messi dengan Miami International, tetapi juga menyatakan ketidakpuasannya dengan pandangan dunia luar yang meremehkan MLS dalam jangka panjang.

"Citra kami di dunia sepak bola sebenarnya membaik dengan sangat cepat," kata Pochettino dalam podcast Unfiltered Soccer. "Kami memiliki pemain terbaik di dunia, Messi, dan tidak mudah baginya untuk bermain di sini karena liga di sini sangat kompetitif. Saya pikir dunia luar terkadang meremehkan MLS, tetapi tahun lalu, kami telah mengikuti permainan dengan saksama dan memahami persiapan tim dan pelatih. Yang saya lihat adalah kekuatan dan kualitas."

Pochettino juga menunjukkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi sepak bola Amerika bukanlah tingkat kompetitif, tetapi masalah posisi dalam budaya olahraga.

"Kita harus jujur pada diri sendiri: ketika orang berpikir tentang Amerika Serikat, mereka berpikir tentang Olimpiade, bola basket, sepak bola, hoki es, bisbol, dan kemudian sepak bola Amerika. Dengan pola pikir seperti itu, sulit untuk mendapatkan perhatian. Yang perlu kita lakukan adalah memberi para pemain kita alat pengembangan terbaik untuk membantu mereka meningkatkan performa mereka."

Berbicara soal pemain-pemain impresif di timnas, Pochettino secara khusus memuji Diego Luna, gelandang muda yang bermain untuk Real Salt Lake City. Luna mengalami patah hidung dalam sebuah pertandingan, tetapi ia tetap bersikeras bermain meski cedera dan membantu rekan-rekannya mencetak gol, menunjukkan tekad yang luar biasa.

"Saya tidak terkejut," kata Pochettino. "Sebagai pelatih dengan pengalaman melatih selama bertahun-tahun, Anda dapat 'mencium' pemain mana yang memiliki sesuatu yang istimewa. Dalam pertandingan Orlando, hidungnya tersikut dan berdarah, tetapi dia berkata kepada saya, 'Pelatih, saya ingin bermain'. Dia terus bermain, menantang, menendang, mencuri bola, memberikan assist, yang persis seperti yang ingin saya lihat."

"Inilah mentalitas yang saya kejar - pemain tidak bermain demi uang atau ketenaran, tetapi demi kehormatan dan kostum. Begitu pula ketika saya bermain sepak bola. Saya tidak mengandalkan bakat, tetapi pada cinta dan semangat juang."

Amerika Serikat saat ini sedang mempersiapkan Piala Emas 2025, di mana mereka akan menghadapi Türkiye pada 7 Juni di East Hartford, Connecticut, dan Swiss pada 10 Juni.