Pada 10 September, Yunani mengalahkan Lithuania 87-76 berkat penampilan dominan pemain intinya Giannis Antetokounmpo, dan melaju ke semi - final lagi setelah 16 tahun.

Jalannya pertandingan berubah di kuarter kedua. Yunani, yang sedang unggul 11-2 , mencetak tiga angka berturut-turut, sempat unggul 11 poin . Di akhir kuarter ketiga, defisit melebar menjadi lebih dari 15 poin. Meskipun Lithuania berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi satu digit di kuarter terakhir, mereka tidak mampu unggul lebih jauh.

Antetokounmpo menyelesaikan pertandingan dengan 29 poin dari 9 dari 15 tembakan , menambahkan enam rebound, dua assist, empat steal, dan satu blok, menunjukkan permainan ofensif dan defensif yang luar biasa. Toliopoulos menyumbang 17 poin dengan tiga tembakan tiga angka, Sloukas menambahkan 11 poin dan empat assist, sementara Kostas menjadi jangkar pertahanan dengan empat blok.

Di kubu Lithuania, Valanciunas mencetak 24 poin dan 15 rebound, sementara Velicka mencetak 12 poin, 5 rebound, dan 7 assist. Namun, mereka hanya mencetak 4 poin dari fast break, sementara Yunani mencetak 20 poin dan akurasi tembakan dua angka mencapai 63% , jauh mengungguli lawan mereka.

Kemenangan ini tak hanya berarti Yunani akan bersaing dengan Turki untuk memperebutkan tempat di final, tetapi juga memberi mereka harapan untuk kembali naik podium. Yunani belum pernah berada di peringkat teratas Kejuaraan Eropa sejak finis ketiga pada tahun 2009. Kini, mereka hanya berjarak dua kemenangan lagi dari trofi juara ketiga mereka dalam sejarah.