Damian Lillard, 35 tahun, kembali ke Portland Trail Blazers lebih awal dan menandatangani kontrak tiga tahun. Damian Lillard mengatakan ia akan menunggu hingga tubuhnya pulih sepenuhnya sebelum kembali ke lapangan.

Damian Lillard, yang bermain sebagai point guard, bergabung dengan Portland Trail Blazers melalui draft 2012 hingga ia diperdagangkan ke Milwaukee Bucks pada September 2023.

Pada musim NBA 2024/25, Damian Lillard bermain dalam 58 pertandingan untuk Milwaukee Bucks, dengan rata-rata 24,9 poin per pertandingan dan akurasi tembakan tiga angka sebesar 37,6%. Namun, Damian Lillard kemudian mengalami cedera tendon Achilles kiri, sehingga hanya bermain tiga kali untuk Milwaukee Bucks di babak playoff musim itu.

Mengenai kembali ke suasana akrab Portland, Damian Lillard berbagi, "Memikirkan semua aspek kehidupan saya, kembali ke tempat yang familiar ini, bersama anak-anak saya, bermain untuk Trail Blazers, menyusuri jalan-jalan yang hampir setiap hari saya lalui selama masa dewasa saya, dan kehadiran keluarga saya di sini, termasuk ibu dan saudara-saudara saya, serta teman-teman saya, semua ini sangat penting bagi saya. Saya sungguh tidak menyangka momen ini akan terjadi secepat ini."

Selain itu, manajer umum Portland Trail Blazers Joe Cronin juga mengatakan bahwa tim akan dengan sabar menunggu Damian Lillard pulih sepenuhnya sebelum membiarkannya bermain.

Damian Lillard berkata, "Kalau dulu saya yang kompetitif, mungkin saya punya ide yang berbeda, tapi saya rasa seiring bertambahnya usia, saya akan menjadi lebih bijaksana. Seperti kata Joe Cronin, yang terpenting adalah memulihkan tubuh saya sepenuhnya, dan saya setuju dengan itu, jadi saya akan menunggu dengan sabar."

Mengenang pengalamannya setelah cedera, Damian Lillard berkata, “Ketika saya merasakan nyeri robekan tendon Achilles, saya duduk di lantai dan menyentuh bagian yang cedera. Sejak saat itu, pikiran saya muncul adalah saya harus pulih dari cedera ini. Saat itu, saya melihat terapis fisik hampir menangis, tetapi saya tidak menangis. Bukan karena keras kepala, tetapi pikiran saya langsung tertuju pada kenyataan bahwa saya harus berjuang untuk sesuatu.”

"Saya tidak pernah mengasihani diri sendiri. Saya tidak pernah merasakan emosi seperti itu setiap kali cedera. Ini mungkin masalah cedera paling serius dalam karier saya, tetapi saya tidak pernah kalah dalam tes psikologis semacam ini."