Pada tanggal 17 Mei, Boston Celtics kalah dari New York Knicks dengan skor 81-119 di kandang sendiri, dan akhirnya tersingkir dengan skor total 2-4, berhenti di semifinal Wilayah Timur dan kehilangan kesempatan untuk memasuki Final Wilayah Timur selama dua tahun berturut-turut. Meskipun Celtics sayangnya tersingkir, inti tim Jaylen Brown mencapai tonggak sejarah pribadi dalam pertandingan ini - total skor playoff kariernya berhasil melampaui legenda Celtics Kevin Garnett, naik ke posisi ke-42 dalam daftar pencetak skor playoff historis NBA, dan terus maju dengan mantap dalam daftar legendaris.

Dalam pertandingan ini, Jaylen Brown bermain selama 22 menit dan 37 detik, melesakkan 8 dari 20 tembakan , 3 dari 9 lemparan tiga angka , dan 1 dari 2 lemparan bebas , mencetak poin tertinggi bagi tim yakni 20 poin, sekaligus menyumbang 6 rebound, 6 assist, 1 steal, dan 1 blok. Akan tetapi, saat memikul beban kerja yang berat di sisi ofensif, ia juga melakukan 7 turnover dan 6 pelanggaran, sedikit kesulitan dan gagal membantu tim membalikkan situasi dalam pertarungan hidup dan mati ini.

Meskipun Celtics gagal melangkah lebih jauh, Brown tetap menulis rekornya sendiri dengan tindakan praktis. Setelah pertandingan ini, total skor playoff sepanjang kariernya melampaui rekor Garnett, menjadikannya pemain dengan skor tertinggi ke-42 dalam sejarah NBA . Perlu disebutkan bahwa di depannya adalah center legendaris Celtics, " Lord of the Rings " Bill Russell , dan kesenjangan skor antara Brown dan dia semakin menyempit. Kemajuan ini tidak hanya membuktikan kestabilan hasil Brown di babak playoff, tetapi juga menunjukkan bahwa ia menempati posisi yang semakin penting dalam sejarah Celtics.

Melihat kembali perjalanan playoff Brown, sejak bergabung dengan Celtics sebagai pilihan ketiga pada tahun 2016 , ia telah lolos ke babak playoff bersama tim selama delapan musim berturut-turut, dan telah mencapai final divisi dan final berkali-kali, mengumpulkan pengalaman playoff yang kaya. Dalam kombinasi " double rookie " dengan rekan setimnya Tatum , Brown selalu memikul tanggung jawab penting dalam hal ofensif dan defensif. Baik menghadapi lawan kuat dalam pertahanan posisi maupun hasil ofensif di saat-saat kritis, ia telah menunjukkan kemampuan pribadi yang kuat.

Patut dicatat bahwa Brown tidak hanya terus mencetak gol, tetapi juga telah membuat peningkatan signifikan dalam organisasi dan pertahanan dalam beberapa musim terakhir, secara bertahap menjadi penyerang serba bisa. Musim ini, ia mencetak rata-rata 23,0 poin, 5,5 rebound, dan 3,6 assist per game, dan tampil menonjol di banyak pertandingan penting.

Sama seperti Garnett yang pernah menulis sejarah Celtics dengan semangat dan keuletan, Brown sekarang melanjutkan legendanya dengan caranya sendiri. Dalam liga yang terus berubah ini, kemajuan dan kegigihannya mungkin menjadi kunci kembalinya Celtics ke puncak.