Bulan ini, Simon Rusk yang berusia 43 tahun ditunjuk sebagai manajer sementara Southampton untuk sisa musim ini. Setelah Ivan Juric dipecat dan tim dipastikan terdegradasi tujuh putaran sebelumnya, Rusk ditunjuk oleh klub untuk mengambil alih posisi pelatih dan memimpin Saints melalui perjalanan terakhir musim yang penuh gejolak ini.

Pada bulan Desember tahun lalu, Rusk dipromosikan sementara menjadi pelatih tim utama setelah Russell Martin pergi. Saat itu, ia awalnya adalah pelatih tim U21. Saat ini, pelatih kepala, yang pernah melatih Stockport dan bermain di liga non-profesional sebagai pemain, sekali lagi menjadi sorotan, memikul tanggung jawab untuk membangun kembali kepercayaan dan mempertahankan martabat.

Dalam dua pertandingan terakhir, Southampton kalah 0-3 dari Villa di kandang sendiri dan kemudian bermain imbang 1-1 dengan West Ham United di kandang lawan. Meskipun hasilnya tidak menakjubkan, ketenangan dan refleksi diri Rusk membuat dunia luar melihat kembali sikap kepelatihannya.

Pada konferensi pers prapertandingan melawan Fulham, Rusk berbicara tentang perasaannya saat kembali memimpin tim, dengan mengatakan: "Saya merasa sangat terhormat. Saya satu-satunya yang tahu seberapa banyak keringat yang telah saya curahkan untuk sampai ke titik ini. Ini adalah perjalanan dan cerita. Setiap orang punya sejarah perjuangannya sendiri, tidak hanya di dunia sepak bola, tetapi di setiap industri."

"Sejujurnya, saya tidak punya banyak waktu untuk merenungkan masa lalu saya. Ada terlalu banyak hal yang terjadi. Namun, merupakan suatu kehormatan untuk dapat meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan perjalanan saya dan melihat bagaimana saya sampai ke tempat saya sekarang. Merupakan suatu kehormatan untuk dapat melatih tim Liga Primer."

"Bahkan setelah mengalami kekalahan, bisa menyampaikan beberapa patah kata kepada para pemain adalah sebuah keistimewaan sebagai pelatih kepala. Bisa menyampaikan pandangan saya di depan media, baik saat senang maupun sedih, juga merupakan sebuah kehormatan. Setiap kali saya berdiri di pinggir lapangan saat memimpin tim dalam latihan dan kompetisi, saya mengingatkan diri sendiri bahwa perjalanan ini tidaklah mudah. Ada pasang surut, tetapi ada juga kegigihan."

"Semua orang seharusnya merasa kagum dan merenungkan pengalaman mereka. Saya pun demikian, terutama sekarang."

"Namun, saya tidak di sini hanya untuk 'menikmati perjalanan'. Saya percaya pada kemampuan saya sebagai pelatih dan pelatih kepala, dan saya percaya pada riwayat hidup dan pengalaman saya sebelumnya. Saya akan berusaha untuk terus menantang diri sendiri dan mendorong tim maju sambil menikmati proses pelatihan."