Ajax mengumumkan di situs web resminya pada hari Senin bahwa pelatih kepala asal Italia Francesco Farioli memutuskan untuk mengundurkan diri setelah klub kehilangan keuntungan untuk memenangkan gelar Eredivisie.

Menurut pernyataan resmi Ajax, Farioli memberi tahu manajemen tentang keputusannya untuk mengundurkan diri setelah mempertimbangkan dengan matang.

Sebagai bagian dari perubahan personel ini, anggota staf pelatih Farioli, asisten pelatih Daniele Cavalletto, Felipe Sanchez Mateos dan pelatih kiper Jarkko Tuomisto juga akan meninggalkan klub.

Terkait keputusan mengundurkan diri, Farioli menjelaskan dengan sedih melalui situs resmi Ajax: "Perjalanan saya di Ajax dimulai sekitar setahun lalu di De Toekomst (markas latihan Ajax), dengan tujuan membawa Ajax kembali ke tempat yang seharusnya."

"Akhirnya, perjalanan saya akan berakhir di Stadion Johan Cruyff setelah membawa Ajax kembali ke panggung terbesar sepak bola Eropa, Liga Champions. Dalam prosesnya, kami selalu berharap dapat menyuntikkan semangat baru ke seluruh komunitas Ajax dan berbagi pekerjaan dan pemikiran positif dengan semua level di klub."

"Sebagai pelatih kepala non-Belanda pertama Ajax sejak 1998 dan pelatih kepala Italia pertama dalam sejarah klub, saya merasa sangat tersanjung. Tim saya dan saya telah menghadapi tantangan besar ini dengan rasa hormat, tanggung jawab, antusiasme, dan tekad."

"Sepanjang musim, kami merasakan rasa hormat dan dukungan dari para penggemar Ajax, yang sangat berarti bagi saya dan tim saya. Kami mengalami momen-momen yang luar biasa dan tak terlupakan bersama, musim yang unik, intens, dan mengasyikkan, kami berbagi keyakinan, semangat juang, dan kebanggaan, dan akhirnya, mencapai tujuan kami dan memenuhi misi kami."

"Pimpinan dan saya memiliki tujuan yang sama untuk masa depan Ajax, tetapi kami memiliki visi dan jadwal yang berbeda tentang cara bekerja dan beroperasi dengan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan tersebut. Mengingat perbedaan dalam prinsip dan fondasi proyek ini, saya merasa bahwa ini adalah waktu terbaik untuk berpisah."

Perlu disebutkan bahwa Ajax pernah memimpin klasemen Eredivisie dengan selisih 12 poin pada musim ini, namun karena tim terus kehilangan poin dalam setiap pertandingan, akhirnya klub tersebut kehilangan keunggulan dan disusul oleh PSV Eindhoven , sehingga kehilangan peluang untuk kembali memenangkan gelar juara.

Tentang Francesco Farioli

Farioli, yang baru berusia 36 tahun, lahir di Barga, Italia pada 10 April 1989. Ia belum pernah memiliki pengalaman sebagai pemain sepak bola profesional.

Farioli mempelajari ilmu olahraga di masa mudanya. Setelah lulus, ia menjabat sebagai pelatih kiper untuk banyak klub non-liga di Italia. Kemudian, ia juga menjabat sebagai pelatih kiper untuk tim nasional Qatar U16.

Pada Oktober 2017, Farioli kembali ke Italia untuk menjabat sebagai pelatih kiper di Benevento.

Pada bulan Juli tahun berikutnya, Farioli ditunjuk sebagai pelatih kiper mantan pelatih kepala Brighton Roberto De Zerbi selama masa jabatannya sebagai pelatih kepala di Sassuolo.

Pada bulan Agustus 2020, Farioli ditunjuk sebagai asisten pelatih di Alanyaspor.

Pada bulan Maret tahun berikutnya, Farioli diangkat sebagai pelatih kepala Fatih Karagumruk, tetapi mengundurkan diri pada pertengahan Desember tahun yang sama.

Pada malam Tahun Baru 2021, Farioli kembali ke Alanyaspor sebagai pelatih kepala, di mana ia memimpin klub ke semifinal Piala Turki.

Pada bulan Juli tahun lalu, Farioli ditunjuk sebagai pelatih kepala Nice.

Sebagai pelatih kepala Les Aiglon, Farioli telah mencapai perempat final Coupe de France bersama klub tersebut.

Pada bulan Mei tahun berikutnya, Farioli diangkat sebagai pelatih kepala Ajax.

Sebagai pelatih kepala de Godenzonen , Farioli telah melatih raksasa Eredivisie dalam total 54 pertandingan di semua kompetisi musim ini, meraih 35 kemenangan, 7 seri dan 12 kekalahan, dengan persentase kemenangan 64,81%.