Musim Golden State Warriors berakhir saat mereka kalah 110-121 dari Minnesota Timberwolves di Game 5 semifinal Wilayah Barat.

Pemain inti tim, Stephen Curry, juga jarang mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya usai pertandingan. Ia mengaku merasa menyesal dan sedih karena tidak bisa bermain, namun di saat yang sama ia semakin menyadari keterbatasan kehidupan basket. Curry mengalami cedera hamstring pada pertandingan pertama dan absen dalam empat pertandingan berturut-turut sejak saat itu. Pada akhirnya, dia hanya bisa menyaksikan timnya tersingkir dari bangku cadangan.

Baru-baru ini, Curry diwawancarai dan berkata: "Kami hanya ingin sebuah kesempatan. Dilihat dari situasi kami saat itu, sebenarnya merupakan suatu hal yang membanggakan untuk dapat lolos ke babak playoff dan memenangkan babak pertama. Namun saya sangat sedih karena tidak dapat turun ke lapangan untuk membantu secara langsung. Kami akan kembali berdandan dan bertarung lagi tahun depan."

Curry, berusia 37 tahun dan telah bermain di liga selama 16 tahun, menghadapi tantangan cedera yang konstan dan tahu bahwa waktu hampir habis untuk generasi pemain ini. "Orang-orang mengatakan saya seorang veteran, tetapi saya tidak keberatan," kata Curry. "Di sisi lain, hal itu mengingatkan saya bahwa kehidupan basket itu terbatas.

"Saya harus menghargai setiap momen sekarang. Anda tidak akan pernah tahu apakah Anda akan memiliki kesempatan untuk bermain dalam pertandingan yang krusial seperti itu lagi. Baik di dalam maupun di luar lapangan, saya telah belajar untuk menikmati masa kini dan bersyukur atas tahap kehidupan ini."

Dinasti Golden State Warriors, dengan Curry sebagai intinya, mungkin telah memasuki tahun-tahun senjanya, tetapi keyakinan mereka tidak pernah goyah. Musim depan, akankah harapan itu bangkit kembali, atau perpisahan dengan panggung? Mungkin karena ketidaktahuan inilah yang membuat orang menantikan kembalinya Curry dan Golden State Warriors.