Korea Herald secara eksklusif melaporkan pada hari Rabu bahwa Son Woong-jung, sang ayah, dan Son Heung-yun, kakak laki-laki Tottenham Hotspur dan kapten tim nasional negara itu, Son Heung-min, didenda 3 juta won dan diskors dari pelatihan karena diduga melakukan pelecehan terhadap seorang siswa akademi muda di akademi sepak bola yang mereka buka dan kelola.

Menurut laporan, insiden tersebut telah dikonfirmasi oleh Asosiasi Sepak Bola Gangwon (GFA) Korea Selatan .

Pihak berwenang mengatakan bahwa organisasi non-pemerintah yang berafiliasi dengan Pusat Etika Olahraga Korea (KSEC) sebelumnya diinstruksikan oleh Kementerian Olahraga Korea Selatan untuk menyelidiki insiden di mana Son Woong-jung dan Son Heung-yun diduga menggunakan bahasa kasar dan hukuman fisik yang kejam terhadap seorang siswa muda di Akademi Sepak Bola Son yang dikelola bersama oleh Son Woong-jung dan Son Heung-yun.

Penyelidikan menunjukkan bahwa setelah menginterogasi korban, pihak berwenang mengetahui bahwa Son Woong-jung telah berulang kali menghina korban dengan bahasa kasar karena tidak puas dengan penampilannya.

Son Heung-yun bahkan mengambil tongkat dan memukuli siswa tersebut sebagai hukuman fisik karena ia berlari lambat dan menembak secara tidak akurat selama kamp pelatihan pada Maret 2024, yang menyebabkan ia menerima perawatan selama dua minggu atas cederanya.

Selain itu, asisten pelatih lain di akademi juga turut serta melakukan kekerasan terhadap siswa tersebut secara tiba-tiba dan direncanakan sebelumnya.

Kemudian, siswa tersebut, yang dipimpin oleh orang tuanya, melaporkan kasus tersebut ke polisi. Kantor Polisi Gangwon segera meluncurkan penyelidikan dan membawa kasus tersebut ke Pengadilan Distrik Chuncheon.

Setelah beberapa bulan persidangan, Pengadilan Distrik Chuncheon menjatuhkan hukuman kepada Son Woong-jung, Son Heung-yun dan asisten pelatih yang bersalah karena melanggar Undang-Undang Kesejahteraan Anak pada bulan November 2024 dan masing-masing harus membayar denda sebesar 3 juta won.

Pada saat yang sama, kasus tersebut juga akan diserahkan kepada Komite Disiplin Asosiasi Sepak Bola Korea untuk hukuman lebih lanjut.

Pada akhirnya, Asosiasi Sepak Bola Korea memutuskan untuk menskors ketiga orang tersebut dari kepelatihan selama enam bulan di seluruh negeri.

Setelah putusan diumumkan, meskipun ia telah meminta maaf kepada keluarga korban, Son Woong-jung masih mengajukan banding, dengan alasan bahwa ia terpaksa melakukan hal tersebut untuk memotivasi siswa tersebut agar berbuat lebih baik.

Namun, pengacara yang mewakili korban mengatakan bahwa sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Son Woong-jung, Son Heung-yun, dan asisten pelatih melakukan hukuman fisik kepada siswa akademi dengan cara seperti itu. Karena alasan ini, hal itu tidak dapat lagi dianggap sebagai kesalahan impulsif.

Perlu diketahui, ini bukan kali pertama Son Woong-jung diketahui memiliki kebiasaan melakukan hukuman fisik saat latihan. Pada awal tahun 2020, ia pernah mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa ia kerap melakukan hukuman fisik kepada Son Heung-min dengan cara yang sama saat masih kecil, tetapi kapten Tottenham Hotspur itu tidak pernah mengeluhkan cara yang dilakukan ayahnya.

Dengan terungkapnya insiden ini, ini adalah kedua kalinya Son Heung-min terekspos skandal dalam seminggu.

Selain insiden ini, penyerang internasional Korea yang baru saja memutus paceklik gelar klub selama 17 tahun bersama Spurs dan membantu raksasa Liga Primer itu menjuarai Liga Europa juga terjebak dalam badai opini publik setelah mantan pacarnya memerasnya sebesar 300 juta won karena kehamilan.