Manajer Arsenal Mikel Arteta mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam setelah kalah dari Paris Saint-Germain di semifinal Liga Champions dan tetap yakin bahwa timnya adalah tim terbaik di kompetisi musim ini.

Dalam dua putaran pertarungan sengit, Arsenal menciptakan nilai harapan gol kumulatif (xG) sebesar 4,77, tetapi hanya mencetak satu gol. Paris Saint-Germain mengalahkan The Gunners secara agregat berkat gol dari Fabian Ruiz dan Ashraf Hakimi, melaju ke final melawan Inter Milan.

Arsenal menunjukkan sikap yang kuat di awal permainan. Rice menyundul bola melebar setelah menerima umpan silang Timber, dan kemudian tembakan Odegaard dan Martinelli dengan berani diselamatkan oleh Donnarumma. Walau mereka terus menerus menebar ancaman hanya dalam waktu lima menit, mereka tetap tidak berhasil mendobrak pintu Paris. Kesempatan yang hilang juga membuat mereka terus mengejar.

Setelah pertandingan, Arteta tidak dapat menyembunyikan penyesalannya: "Dari pertandingan yang saya lihat, saya rasa tidak ada tim lain yang tampil lebih baik dari kami."

"Namun kami tersingkir. Kami pantas mendapatkan yang lebih, tetapi ini adalah Liga Champions. Ini tentang efisiensi di area penalti, penyerang dan penjaga gawang, dan penjaga gawang mereka adalah pemain terbaik di kedua leg."

"Saya sangat bangga dengan para pemain. Mereka layak mendapat banyak pengakuan mengingat cedera yang kami alami. Kami datang ke sini dengan skuad terburuk kami dan lawan mendapat libur seminggu penuh. Kami berada dalam situasi yang sama sekali berbeda. Namun, konteks itulah yang membuat saya bersemangat tentang masa depan."

Arteta berkata: "Setelah saya tenang, saya akan membuat penilaian yang lebih komprehensif. Namun, dari reaksi bangku cadangan mereka, saya bisa merasakan bahwa kami lebih kuat dari mereka."

"Penjaga gawang lainnya adalah pemain terbaik di lapangan pada kedua leg. Itulah kunci permainan. Ia membalikkan seluruh situasi. Kami hampir menang dan skor tidak mencerminkan performa kami."

"Saya sangat sedih dan saya harus bersedih. Jika kami benar-benar ingin memenangkan turnamen ini, kami harus menerima rasa sakit ini. Ini bukan sekadar 'kami tersingkir', tetapi pelajaran yang mendalam."